Rabu, 14 Januari 2009

Sekilas Berita & Lembaga-Lembaga yang menangani Kebakaran hutan

A. Sekilas Berita :

SOSIALISASI PENANGGULANGAN BENCANA SOSIAL DAN UU NO.24/2007.


Koordinator Taruna Siaga Bencana (TAGANA) kab. Cianjur, Asep Moh. Muhsin dengan Bapak Rosyidin, A.Md, kepala seksi Bensos/FM Dinsosnekertrans Kabupaten Cianjur, mengikuti sosialisasi mengenai Kebijakan Program Penanggulangan Bencana, di Hotel Lembang Sari, Bandung, pada tanggal 13 s/d 15 mei 2008

Materi yang disajikan adalah mengenai penjelasan PSKBS, kebijakan, strategi, potensi bencana dan penanggulangannya, sosialisasi UU No.24/2007 dan PerpresNo.8/2008 tentang BNPB, dan di akhiri dengan diskusi yang menghasilkan rekomendasi pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi dan kabupaten dengan memberdayakan potensi yang ada.

Drs. H. Tio Indra Setiadi mengharapkan setelah kegiatan sosialisasi ini, diharapkan seluruh peserta mensosialisasikan kembali pengetahuan mengenai Penanggulangan bencana social, karena dapat meningkatkan koordinasi dan tanggung jawab bersama penanggulangan bencana social.

B. LEMBAGA-LEMBAGA YANG MENGATASI KEBAKARAN HUTAN.

· Kementrian Riset dan Teknologi
· LPND Ristek (LAPAN, BPPT, LIPI)
· Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
· Badan Litbang Departemen Pertanian
· Badan Litbang Departemen Kelautan dan Perikanan
· Perguruan Tinggi (ITB, IPB, dll.)
· serta Pemerintah Daerah.

Contoh Kebakaran Hutan

CONTOH KASUS

Contoh Kebakaran Hutan :
· Lokasi : Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Waktu : Tahun 2004
Penyebab : Pada tahun 1990-an mulai maraknya budaya tebang, kemas dan bakar. Budaya tersebut berkelanjutan hingga saat ini.
Akibat : Bandara tertutup asap, penyakit ISPA, roda perekonomian dan transportasi macet.
· Lokasi : Riau, Kalimantan Timur.
Waktu : 1982/1983 dan 1997/1998
Penyebab : Pada tahun 1990-an mulai maraknya budaya tebang, kemas dan baker. Budaya tersebut berkelanjutan hingga saat ini.
Akibat : Bandara tertutup asap, penyakit ISPA, roda perekonomian dan transportasi macet, kerugian material.

Musibah kebakaran hutan yang di ikuti bencana asap yang menutupi jarak pandang dan mengganggu pernapasan nampaknya sudah menjadi langganan negeri ini. Contoh diatas tadi berupakan segelintir bencana yang terjadi di negeri ini. Riau merupakan salah satu proponsi yang menjadi langganan untuk musibah ini.

Tercatat sejak 10-15 tahun terakhir ini, bencana alam yang satu ini tidak pernah ketinggalan. Sepanjang sejarah, Indonesia merupakan pemenggang rekor terluas. Di Riau pada tahun 1982/1983 hampir 3,5 juta hektare hutan hangus terbakar. Pada tahun 1997/1998 rekor kembali terulang, kali ini 11,7 hektare hutan yang menjadi korban.

Kerugian material sudah tak terhitung lagi. Mulai dari kerusakan hutannya, kerusakan sarana dan prasarana, biaya pengobatan pasien, dan terganggunya transportasi. Musibah ini tak hanya menimpa Negara Indonesia saja, melainkan juga merambat ke negeri tetangga seperti Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia. Indonesia pun akhirnya mendapat citra buruk, lantaran tidak mampu memadamkan kebakaran hutan secara tuntas. Sehingga negara tetangga pun ikut menyumbangkan tenaga dan dana bagi penanggulangan kebakaran hutan dan asap, mereka juga menyampaikan kritikan pedas bagi Indonesia.

Senin, 12 Januari 2009

LAPORAN KERJA





LAPORAN KERJA PLH

DISUSUN OLEH :

· Ajeng Puji Lestari
· Cinthya Marchy Putri Yones
· Dita Mutiara Sani
· Iden Lindiana
· Ivander Putra Tristanto
· M. Dimas Nugraha
· Virda Alfionida

SMP NEGERI 1
JL. OTTO ISKANDAR DINATA NO.21
TASIKMALAYA

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat Nya kami dapat menyelesaikan laporan blog antisipasi kebakaran hutan .
Tujuan penulisan laporan ini agar para pembaca semua dapat memahami sosialisasi penanggulangan bencana kebakaran hutan .
Harapan penulis agar para pembaca dapat menerapkan sosialisasi penanggulangan bencana baik untuk dirinya maupun orang lain bilamana terjadi kebakaran hutan di daerahnya masing-masing.
Sehingga para pembaca diharapkan tidak panik untuk menghadapi kebakaran hutan .
Penulis juga memohon maaf sebesar-besarnya apabila ada kesalahan baik penulisan maupun penyusunan baik disengaja maupun tidak disengaja.
Terimakasih atas perhatian para pembaca .



Tasikmalaya , januari 2008


penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG :

Kebakaran hutan semakin meluas dimana-mana . Kebakaran hutan terjadi karena meningkatnya kabut asap di udara yang menimbulkan dampak negative. Contoh dari dampak negative misalnya mengganggu penglihatan, membuat dada menjadi sesak, serta hewan langka menjadi punah.

Kebakaran yang pernah terjadi di Indonesia misalnya di Kalimantan Timur . Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang cukup melimpah dengan sumber daya alamnya, baik yang terdapat di permukaan maupun yang terkandung di dalamnya, dari hulu sampai ke hilir cukup banyak potensi alam yang dapat di gali demikian juga dari darat hingga ke laut. Sektor yang cukup banyak di sentuh untuk wilayah Kaltim masih terfokus pada hasil alam dari hutan dan tambang, untuk potensi wisata masih belum banyak disentuh dengan pengelolaan yang dapat diandalkan dalam menunjang pemasukan Negara melalui daerah.

Sampai saat ini di Kaltim terdapat 78 hak pengusahaan Hutan/HPH termasuk PT. Inhutani I dan II dengan luas kawasan yang telah di kelolah 10.319.025 ha. Luasan ini merupakan setengah dari luas seluruh kaltim, menurut TGHK 21.144.000 Ha sesuai dengan keputusan Mentri Pertanian No.24/Kpts/Um/1983 tanggal 15 januari 1983. Luasan ini akan lebih kecil jika di masukan dengan luasan yang di kelolah untuk sector pertambangan,perkebunan,pertambakan dan lainnya.
Melihat dari angka jumlah perusahaan yang memiliki izin dalam pemanfaatan lahan tersebut,tentunya sudah dapat diestimasikan bahwa pendapat Negara melalui daerah cukup besar yang di berikan oleh Propinsi Kaltim.Tentunya dalam pengambilan atau pengelolaan wilayah hutan atau lainnya ini harus seimbang dengan potensi dengan di eksploitasi .Sehingga proses kelestarian alam yang ada tersebut akan dapat di manfaatkan dengan prinsip-prinsip pembangunan yang lestari.

Kebakaran adalah fenomena lain yang melingkupi perjalanan pengelolaan hutan di Kaltim. Beberapa factor yang berpengaruh dalam terjadinya kebakaran hutan, antara lain : yang pertama, pengaruh alam, factor alam yang merupakan salah satu penunjang kebakaran alam adalah : cuaca, jenis vegetasi, bahan bakar dan kerapatan tanaman.

Yang kedua, Aktivitas Manusia. Beberapa factor yang berpengaruh dalam terjadinya kebakaran hutan, antara lain : kegiatan pembersihan lahan, penguasaan lahan atau sebagai pelampiasan kekecewaan terhadap pihak tertentu.

Kegiatan lain yang dapat menunjang kebakaran selain aktivitas dari industri adalah kegiatan penebangan liar yang memasok kayu bulat ke industri yang mengelola hasil hutan. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh adanya kekurangan jumlah kayu bulat yang dibutuhkan oleh perusahaan. Kegiatan penebangan liar ini dilakukan pada hutan yang telah dikelola oleh perusahaan atau hutan untuk perlindungan seperti Hutan lindung atau Taman Nasional.

Dilihat dari tulisan diatas, aspek yang dapat menyebabkan kebakaran hutan tersebut, sangat jelas sekali terlihat adanya dorongan ekonomi, dimana seseorang atau sekelompok orang yang berusaha memenuhi tuntutan hidupnya dengan berbagai praktek tertentu untuk menguasai lahan atau pada lokasi tertentu dalam kawasan hutan atau lingkungan secara luas.


BAB II
ISI

A. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dibuat laporan dan blog ini adalah supaya para pembaca dapat memahami cara-cara antisipasi kebakaran hutan sehingga para pembaca dapat menerapkan cara-cara antisipasi kebakaran hutan baik diri sendiri maupun orang lain.

Sehingga kerugian yang ditimbulkan dapat diminimalisir baik harta benda maupun korban jiwa. Dan para pembaca dapat menjadi relawan yang ikut membantu menyukseskan penanggulangan bencana alam

B. PEMBAHASAN MASALAH

Mengingat fungsi hutan yang sangat penting baik ekologis maupun ekonomis. Salah satunya sebagai paru-paru dunia karena hutan dapat menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida.

Tetapi hutan dapat habis salah satunya dengan kebakaran hutan.Sebagaimana kita tahu kebakaran hutan dapat disebabkan oleh alam maupun ulah manusia.

Penyebab oleh alam biasanya jamak terjadi oleh cuaca yang begitu kering hingga dapat menimbulkan titik-titik api yang dapat menjadi kebakaran hutan.

Sedangkan peristiwa illegal logging juga berperan sebagai penyebab kebakaran hutan. Dan ulah manusia yang seakan tidak bertanggung jawab seperti membuang puntung rokok sembarangan ketika berada di hutan dan juga dengan sengaja membakar hutan untuk membuka lahan baru.

Hal-hal di atas lah yang mendasari kami membuat blog antisipasi kebakaran hutan agar bilamana terjadi kebakaran hutan para pembaca telah siap mengantisipasinya.

BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN.

Kesimpulan akhir dari laporan dan blog kami adalah kebakaran hutan semakin meraja lela di Indonesia khususnya daerah Kalimantan, Sumatera, dan Papua.

Dan sosialisasi antisipasi kebakaran hutan sangat diperlukan untuk mengantisipasi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam khususnya kebakaran hutan.


II. SARAN

Saran dari kami adalah agar pemerintah peduli dengan hutan seperti membuat UU perlindungan hutan. Dan menindak tegas para pelaku pembakaran hutan hingga mereka mendapat efek jera.
Selain itu antisipasi kebakaran hutan perlu ditingkatkan agar para pembaca dapat mengerti cara-cara antisipasi kebakaran hutan dengan baik.

Sabtu, 10 Januari 2009

Antisipasi Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia merupakan permasalahan rutin terjadi setiap musim kemarau. Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi lima belas tahu terakhir khususnya yang terjadi pada tahun 1997, 1998, dan 2006 tidak saja menjadi bencana lokal atau nasional tetapi telah menjadi polemik di tingkat regional Asean. Karena menimbulkan kerugian masyarakat di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

Karena itu untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi saat musim kemarau Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Operasi Singkawang menggelar Apel Siaga Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan pada Kamis (3/7).

Apel yang dilaksanakan di Halaman Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Operasi Singkawang, di Bagak Sahwa Singkawang Timur tidak saja diikuti Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan atau dikenal dengan sebutan Manggala Agni juga diikuti unsur dari TNI-AD, Kepolisian, Sat POL PP dan Masyarakat Peduli Api.

Asisten Administrasi dan Umum Sekda Kota Singkawang, Ramzi Nurdin, S.Sos yang mewakili Walikota Singkawang pada apel siaga tersebut mengatakan ” manajemen pengendalian kebakaran hutan dan lahan paling utama adalah optimalisasi kegiatan pencegahan, karena jika api telah terlanjur membesar dan luas akan lebih sulit penanganannya walaupun dukungan personil dan peralatan telah tersedia. Untuk itu kata Ramzi kesiapsiagaan seluruh anggota Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dalam menghadapi segala kemungkinan yang dapat mengakibatkan kebakaran”.

Sebagai tindak lanjut pencanangan peningkatan pencegahan kebakaran hutan yang dicanangkan Presiden RI, Ramzi menekankan ” agar kita dapat meningkatkan pencegahan kebakaranhutan dan lahan, meningkatkan kewaspadaan alammenggunakanapi dan tidak melakukan pembakaran dalam penyiapan lahan terutama pada pengusaha pekebunan, hutan tanaman industri , hak pengusahaan hutan, transmigrasi dan pengguna lahan lainnya”

Ramzi Nurdin, S.Sos juga mengingatkan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan ”pengendalian kebakaran hutan dan lahan merupakan tugas yang tidak ringan, untuk itu perlu sejak awal dipersiapkan dengan sebaik-baiknya”.

”Kita sadari kata Ramzi Nurdin, S.Sos, peralatan dan personil Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang ada saat ini belum sebanding dengan kebutuhan dan permasalahan kebakaran hutan dan lahan, untuk itu tambah Ramzi lagi perlu ditingkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait yang telah terbina selama inisebaik-baiknya dengan TNI, Polri, Masyarakat Peduli Api, kelompok pencinta alam dan kelompok masyarakat lainnya”

Dalam apel siaga tersebut dibacakan Deklarasi Manggala Agni yang oleh Hazimhan seorang anggota Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.

Deklarasi Manggala Agni tersebut berisikan tekat dan semangat juang anggotanya untuk ”mengutamakan pencegahan kebakaran hutan danlahan bersama masayarakat, siap melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan secara tuntas, melakukan uaya penanganan pasca kebakaran hutan dan lahan secara menyeluruh”.

Selanjutnya sebagai bentuk kesigapan Manggala Agni dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan seusai apel para anggotanya menunjukan kemampuan dan ketrampilannya dalam simulasi memadamkan kebakaran lahan danlahan di hadapan para undangan”

Kamis, 04 Desember 2008

Desiminasi Informasi Tanda-Tanda Bencana Alam Tahap Pelaksanaan

II A. Antisipasi.

Adalah tindakan sesaat sebelum terjadi bencana yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah sehingga dampak bencana alam dapat ditanggulangi dengan baik.

B. Dampak.

Adalah akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya bencana baik positif maupun negatife.

C. Manfaat penanggulangan.

Adalah yang ditimbulkan dari penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah.

D. Manajemen Bencana.

Adalah Struktur organisasi yang disiapkan oleh pemerintah untuk menanggulangi bencana dan dampak dari bencana alam.

E. Informasi Teknis.

Adalah informasi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat agar pelaksanaan teknisnya dapat dilaksanakan dengan lancar.

Contoh Sosialisasi bencana alam :

Informasi pencegahan dini bila mana terjadi bencana kebakaran hutan :
  • Menjaga & melestarikan hutan.
  • Melakukan Reboisasi.
  • Melakukan tebang pilih tanam.
  • Bila sudah ada titik-titik api maka dilakukan pemboman air oleh pesawat terbang pemerintah.
  • Jangan melakukan penebangan liar secara besar-besaran atau ilegal loging.

Manfaat Penanggulangan :

  • Menghindari korban jiwa.
  • Menghindari hewan-hewan langka punah.
  • Mencegah polusi udara.
  • mencegah konfrontasi dari negara lain akibat polusi udara yang mencemari negara lain.
  • Mencegah GLOBAL WARMING dengan cara mengurangi polusi udara agar tidak merusak lapisan ozon.

Dampak :

  • Semakin sedikitnya hewan yang jenisnya langka karena habitatnya telah dibakar/telah hilang.
  • Semakin sedikit pohon yang dapat menghasilkan oksigen sehingga polusi udara dapat membuat sesak/menimbulkan ISPA, dan mengganggu penglihatan.
  • Semakin sedikit pohon penahan air disaat hujan.
  • Semakin sedikit daerah resapan air hujan.
  • Mengurangi pendapatan negara.

Materi Pesan Penjelasan Mengenai Desiminasi Informasi Tanda-Tanda Bencana Alam. Tahap Persiapan/Perencanaan.

I. A Informasi Pencegahan Dini.

Informasi pencegahan dini adalah informasi yang diberikan pada masyarakat sebelum terjadi bencana alam didaerah yang diperkirakan oleh BMG akan terjadi bencana.
Macam-macam kegiatan pokok pencegahan dini, antara lain :
  • Pembuatan & penyempurnaan peta rawan bencana.
  • pembuatan & pemasangan rambu-rambu peringatan, bahaya dan larangan dilokasi rawan bencana.
  • pemindahan masyarakat yang tinggal dilokasi rawan bencana ke daerah yang lebih aman.
  • penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat yang tinggal dilokasi rawan bencana.
  • Pembangunan/pendirian pos-pos siaga bencana.

B. Informasi Tindakan Pasca Bencana.

Adalah informasi yang diberikan oleh orang-orang yang mengetahui dampak bencana kepada sasaran masyarakat, agar masyarakat mengetahui tindakan pasca bencana.

C. Informasi Persiapan Menghadapi Bencana.

Adalah informasi yang diberikan pada masyarakat untuk menyiapkan diri sebelum terjadi bencana, serta usaha untuk menyelamatkan diri dan daftar barang-barang yang harus dibawa selama di pengungsian.

D. Informasi Ketika Terjadi Bencana.

Adalah informasi yang diberikan pada masyarakat oleh orang-orang yang mengerti bencana alam yang diberikan sesaat sebelum terjadinya bencana agar masyarakat dapat mengetahui seberapa bahayanya bencana itu, lalu menyelamatkan diri.

Pengenalan Blog mengenai Kebakaran Hutan

Didalam Blog yang kami kelola bersama ini, terdapat definisi bencana kebakaran hutan beserta informasi tanda-tanda kebakaran hutan, tahap persiapan /perencanaan, dampak yang ditimbulkan, penanggulangan kebakaran hutan beserta contoh kasus. Dengan adanya kebakaran hutan yang semakin meluas, manusia banyak mengalami kerugian. Di dalam sini telah dijelaskan berbagai hal mengenai kebakaran hutan, mulai dari definisi sampai penanggulangan bencana kebakaran hutan.

Selamat menikmati blog kami. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.


Terima kasih.



Kelompok 1 kelas 9H.